Sunday, August 11, 2013


#Day 4

Liburan begini, biasanya pantai di seluruh Jogja pasti akan dipenuhi oleh para wisatawan dari berbagai penjuru. Bahkan pantai Pok Tunggal yang bisa dikatakan merupakan salah satu pantai baru di Jogja sudah ramai dikunjungi. Hal ini untukku pribadi agak menjengkelkan, sebab pantai-pantai yang tadinya bersih, biasanya akan dihiasi oleh sampah-sampah yang "tertinggal" berserakan.

"Kasus" terakhir ketika kami hendak berkemah beberapa bulan lalu di salah satu pantai Wonosari bernama Sadranan. Bayangan kami adalah berkemah disebuah pantai yang sepi. Namun bayangan itu hanya bayangan semata. Kami kemah dengan background panggung dangdut. Ketika esoknya kami pulang pun diwarnai kemacetan yang cukup membuat jengkel.

Tapi, yah aku gak punya hak untuk jengkel juga. Dengan semakin banyak pengunjung yang datang bisa meningkatkan perekonomian daerah sana. Dan mudah-mudahan juga para wisatawan bisa berbuat bijaksana untuk ikut merawat pantai tersebut, setidaknya tidak meninggalkan sampah. Amin.



"Bro, tanggal 10 mantai bro" kataku pada kawan-kawanku lewat twitter kemarin sore.
Kami berdelapan, Aku, Adnan, Mala, Popon, Aji, Rizal, Mara dan Pandu, hari ini berencana mengunjungi sebuah pantai di daerah Wonosari, Gunung Kidul dan pantai ini adalah salah satu pantai belum banyak orang mengetahui keberadaannya.

Popon datang paling terakhir di tempat perjanjian kita berkumpul. Sekitar pukul 11 kita bergegas mempersiapkan segalanya.
"Rantai sama gemboknya cuma ada 3 gak papa kan?"
"Wis, mengko sak gembok dinggo rong montor"

Karena disana belum ada tempat untuk menitipkan motor, maka kami harus membawa perlatan kunci motor lebih komplit. Sebab kita akan memarkirkan kendaraan kita di salah satu sawah di sana.
Adnan dan Pandu menitipkan motor di rumah Mara, lalu kami berangkat. Perjalanan diwarnai dengan kemacetan yang cukup panjang di beberapa titik di Jalan Wonosari. Sepanjang jalan dipenuhi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat yang kami pikir mereka memiliki tujuan yang sama. Pantai.

Arah tujuan kami adalah searah dengan Pantai Pok Tunggal. Sekitar 2-3 jam waktu tempuh menuju kesana. Dan selepas tiba di pintu masuk Pantai Pok Tunggal, setelah masuk ke dalam sekitar 100 meter kami menggunakan jalan berbeda karena memang bukan pantai Pok Tunggal yang kami tuju. Melalui jalan yang cukup buruk perlahan tapi pasti kami sampai di satu persawahan yang akan kami jadikan tempat kami memakirkan motor-motor kami. Dan di sana sudah ada beberapa motor milik warga yang sedang bekerja di sawah mereka masing-masing.

Setelah mengunci motor, kami berjalan menyusuri jalan setapak dengan pemandangan perbukitan di sepanjang jalan. Mungkin karena akses jalan menuju ke sana membuta pantai ini belum banyak dikunungi orang-orang.
"Baguslah, jangan sampai kayak Sadranan atau Pok Tunggal"
"Biarlah tetap sepi" Batinku dengan egois.




Sekitar 1 Km lebih kami berjalan menyusuri bukit, akhirnya kami mencium bau laut, mendengar deru pecah air laut dengan batu-batu karang dan perlahan terlihat sautan-sautan ombak dari balik bukit.
Sesampainya di pantai tersebut, kami disambut oleh gonggongan-gonggongan anjing milik para warga sekitar. Ada beberapa warga sedang mempersiapkan peralatan menjala.

"Nama pantainya apa Pak?" tanyaku pada salah seorang warga.
"Seruni, mas"
Dan. Inilah pantainya.


Satu hal yang membuat pantai ini cukup berbeda dengan pantai-pantai di sekitarnya adalah adanya air terjun kecil di salah satu sisi pantai ini. Seletah kulihat-lihat, air terjun ini berasal dari kebocoran sebuah pipa air yang digunakan untuk mengairi desa disekitar pantai tersebut. 

"Selangnya udah bocor lama, pak?" Aku bertanya pada salah seorang bapak yang sedang menalangi air terjun itu ke dalam sebuah dirigen.
"Wah, sudah lama mas"Kata bapak itu
"Sekarang saya kalau ngambil air dari sini,"tambahnya


Pukul 4 kami bersiap untuk pulang. Kami memang tidak berniat menunggu untuk menyaksikan Sunset. Kami malah lebih tertarik untuk mencari Belalang Goreng untuk di santap. 
Dan, mudah-mudahan pantai ini tetap di jaga kebersihannya dan tetaplah menjadi pantai yang tersembunyi. (egois) 

Jogjakarta, 10 Agustus 2013

No comments:

Post a Comment