Sunday, September 19, 2010

Image and video hosting by TinyPic




That there
That's not me
I go
Where I please
I walk through walls
I float down the Liffey
I'm not here
This isn't happening
I'm not here
I'm not here

In a little while
I'll be gone
The moment's already passed
Yeah it's gone
And I'm not here
This isn't happening
I'm not here
I'm not here


Strobe lights and blown speakers
Fireworks and hurricanes
I'm not here
This isn't happening
I'm not here
I'm not here


* radiohead - HOW TO DISAPPEAR COMPLETELY


------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
ya, hari itu pun datang. semua terasa begitu pedih. sepi. kosong. ketika sepenggal kalimat terucap dari mulutmu.
aku adalah dosa.
sampai sini saja dosa itu terus berjalan.
biarkan aku menghilang seperti debu.
yang kemudian mungkin akan membuatmu lebih bahagia dan tersenyum seperti matahari.


maaf

Saturday, August 7, 2010

Image and video hosting by TinyPic

Temanku mengirimkan pesan pendek.
"Kita nonton di Permata yuk"
Kemudian aku berpikir, yang aku ingat dari bioskop itu selain sebuah bioskop tua di tengah kota yang memutar film-film Indonesia lama, adalah sebuah mural bergambar tokoh komik yang terpampang besar dan sudah mulai menghilang dimakan jaman.
Akhir-akhir ini bioskop ini berganti fungsi menjadi sebuah ruang konser band-band bawah tanah. dan tempat ini memang sangat menarik jika beralih fungsi menjadi ruang konser.
Bagi saya ini sebuah alternatif yang cukup bagus.

Saturday, July 31, 2010

Image and video hosting by TinyPic

Sekedar membuka foto-foto lama. Ada sebuah kelangenan dari foto ini.
Dulu.
ketika masa-masa perkuliahan awal, saya senang sekali pergi ke acara musik seperti ini. Melakukan kegilaan kegilaan diiringi lantunan musik yang bingar menghingar seluruh manusia yang menontonnya. Kemudian, teringat sesuatu, dan menyadari saya sudah cukup lama tidak memainkan alat alat musik (sekitar 2 - 3 bulan) . Bahkan, mendengarkan musik pun akhir akhir ini hanya jika seorang teman yang melantukan atau memainkannya. Saya seperti menjauh dari nada-nada yang dahulu selalu menyelimuti kemana pun saya pergi.
Dan.
Seperti sebuah permohonan maaf kepada gitar saya, hari ini saya bermain gitar itu dengan perasaan bersalah, juga lega.
Biarkan saya menyetubuhi dirimu, dan desahkan nada-nada merdumu.
Seperti menatap senja yang beranjak ranum.

Saya ingin bermain gitar untuk saat ini.
bercinta bersama lagu-lagu.

Wednesday, July 28, 2010

Image and video hosting by TinyPic


“Kamu lihat di sana” kemudian lelaki itu mengalihkan tatapannya ke arah luar jendela yang terbuka.
di kota ini tak ada warna, hanya hitam dan putih yang terkadang mereka menjadi abu.
“seperti dalam film lama”
“ya, matahari pergi meninggalkan kota ini” perempun itu masih menatap senja yang berwarna abu itu. kemudian si lelaki mengambil sebuah kamera tua dari dalam tasnya.
“ ah, aku tak membawa film hitam-putih”
“tak apa, toh nanti akan tetap menjadi abu” perempuan itu tersenyum.
dulu matahari senang bisa berada di sini. orang orang yang tinggal disini begitu ramah, mereka sangatlah polos, menyambut matahari dengan suka cita seperti menyambut seorang saudara dari jauh .
kota ini menjadi bersinar. semua orang begitu ceria. setiap hari mereka berpesta ria, menari, bermusik berpuisi riang, sampai lelah tiba tertidur berselimut malam yang sejuk.
matahari membuat kota ini menjadi hidup. membuat kota ini menjadi begitu indah. dalam sekejab tumbuh pohon-pohon, bunga-bunga, hewan-hewan pun ikut merasakan keceriaan ini. membuat kota ini menjadi begitu berwarna.
hanya saja, orang-orang lupa. dan membuat mereka menjadi tak terkendali. mereka hanya bersenang-senang, berpesta pora, dan kemudian satu sama lain timbul rasa ingin memiliki yang berebihan. ingin menjadikannya kesenangan pribadi.
kemudian semua menjadi berantakan. orang-orang saling berebutan, saling injak,saling tendang, saling tarik, saling bunuh, mencuri, menimbun kemudian membangun gedung gedung penyimpanan tanpa mengabaikan kerusakan kerusakan disekitarnya. mereka menjadi egois. kemudian sampai sampai merka saling berlomba untuk memiliki matahari. matahari menjadi katakutan, ia tak berdaya. sampai kemudian ia pergi. ia pergi ketika orang-orang tertidur pulas. ketika mereka sedang bermimpi dengan angan-angan yang melangit.
matahari pergi, kemudian turun hujan yang sangatlah deras, kemudian menggenang, menjadi bencana yang memporakporandakan kota ini.
orang orang berusaha menyelamatkan harta benda mereka, namun mereka sendiri yang menjadi korban. tenggelam bersama harta benda yang mereka puja.

...

hujan reda. kota ini menjadi sunyi. tak ada lagi warna, tak ada tawa, hanya sisa sisa tangis yang mengalir. kota ini mati.
menjadi hitam putih.
namun, setidaknya.
masih ada itu.
masih senja di ujung barat itu.
senja yang berwarna abu itu.
seperti sebuah doa dari anak anak kecil yang baru terlahir.
manjadi sebuah kenangan atau sebuah harapan.
“aku akan mengirimkanmu sebuah senja di kotaku”
lelaki itu memasukkan kamera tuanya kembali kedalam tas, kemudian berdiri dan pergi meninggalkan perempuan yang duduk termenung.