Saturday, January 21, 2012


"Berapa jam dari Siak ke Pekanbaru, Bang?" Aku bertanya kepada seorang lelaki kekar yang berdiri di samping dermaga pelabuhan kecil di sebuah kota kecil bernama Siak.
"Sekitar 2 jam" jawabnya, kemudian ia turun ke dalam speedboat, menuju ke bagian ekor perahu cepat itu lalu memeriksa baling-baling dan segala macam perlengkapan lainnya. 

Awan menggelayut di tepi langit yang benar-benar biru hari itu. Selama aku berada di kota ini, aku belum merasakan hujan, dan setiap hari langit benar-benar merias wajahnya dengan baik. Setelah membeli tiket aku segera menaiki speedboat, dan memilih duduk di bagian atas kapal. Jam menunjuk pukul 4 lebih sepuluh menit, kapal ini adalah kapal terakhir yang mengantar penumpang dari Siak menuju Pekanbaru. Sekitar 5 menit kemudian kapal mulai berangkat. Deru suara mesin dan riak air sungai mulai menyatu dengan angin kencang. Dalam perjalanan ini aku lebih memilih untuk diam. Menikmati pemandangan di sepanjang sungai terdalam di Indonesia ini, mengabadikannya untuk teman yang berada jauh di sana.








Selama perjalanan dari Siak menuju Pekanbaru, kapal ini akan berhenti di banyak dermaga-dermaga kecil untuk mengangkut penumpang lainnya. 
"Itu Pak Haji, gitu-gitu pengusaha karet" lelaki kekar yang tadi kutanya berbicara padaku sambil menunjuk ke arah seorang lelaki paruh baya yang berdiri di ujung dermaga kecil, menunggu kapal ini berlabuh.
Lelaki paruh baya itu menggunakan baju koko kusam, peci putihnya dibiarkannya miring ditangannya membawa sebuah tas hitam.
"Pak Haji kikir" timpal temannya yang kemudian ia tertawa.

Dulu kedalaman sungai ini mencapai 30 meter, dan sungai ini menjadi jalur kapal-kapal besar dari luar negeri untuk mengirimkan barang-barang dan penumpang. Namun jika ada sebuah kapal besar datang lewat sungai ini, yang mengalami dampak buruknya adalah penduduk yang tinggal di pesisir sungai. Ombak yang dihasilkan terlalu besar, sehingga rumah-rumah kecl di sepanjang sungai ini pasti akan kesapu ombak. Dan akhirnya dibuatlah peraturan kapal besar tidak diijinkan untuk melewati sungai ini.

2 jam tidak terasa lama, tiba-tiba saja aku sudah berada dekat dengan pelabuhan Pekanbaru. Sebenarnya dari sini aku ingin melanjutkan pergi ke Malaysia dengan menggunakan kapal lainnya. Mengunjungi seorang sahabat di sana, namun aku lupa membawa paspor. Jadi batallah mengunjungi teman baikku yang sedang berulangtahun di sana.
Yah, mungkin memang belum diijinkan, tapi lain waktu pasti aku akan berkunjung ke sana dan berpetualang ke kota-kota lainnya. 
 










No comments:

Post a Comment