Saturday, October 22, 2011



Kupikir kalau hujan yang tak kunjung datang di kota ini  sepertinya disebabkan oleh suatu peristiwa yang akan terjadi hari ini. Dan hari ini sama dengan hari-hari sebelumnya. Panas.
Setiba di Kantor Pos pusat pukul 1 siang. Keadaan masih sangat normal, jalan-jalan belum ditutup, orang orang masih lalu lalang, matahari berada di puncak, kulihat dari situ banyak janur di sepanjang jalan Malioboro.

"Acaranya sudah mulai, Mas?" Aku bertanya pada seorang tukang rokok.
"Nanti mas, jam 3an" jawabnya antusias.
"Hmmm pantesan masih sepi"
"Wah, tapi di sana itu udah bayak yang nunggu mas", kata tukang rokok itu sambil menunjuk kearah Km. 0 Jalan Malioboro.
Setelah dilihat-lihat, memang banyak pihak keamanan yang sedang bersiap-siap untuk menghadapi salah satu prosesi pernikahan putri bungsu dari Raja Jogja ini.


Memang sudah cukup banyak orang-orang berkumpul di sekitaran tempat itu. Mereka begitu antusias, memakai batik, rela berpanas-panas ria untuk melihat peristiwa berharga ini.

"Saya sudah dari jam 10 pagi mas"
"Astaga, kenapa begitu pak?"
"Saya dari Wonosari, takutnya telat jadi ya berangkat pagi"
"Saya mas naik sepeda, Mas"
Bapak paruh baya itu mengibaskan topinya di salah satu sudut tempat ini, Aku cukup dibuat geleng geleng kepala dengan antusias yang diberikan oleh orang-orang jogja seperti bapak ini.
"Tadi pagi seluruh warga di sepanjang jalan ini inisiatif bersihin jalan, Mas" Kata salah satu ibu-ibu yang datang ke tempat itu bersama tetangga, anak dan suaminya.
Begitu besar kecintaan rakyat Jogja terhadap Raja dan anak-anaknya.

Sekitar jam 3 sore jalan sudah mulai penuh dengan orang-orang yang mulai tak sabar menunggu. Jalan akses menuju Km. 0 dan sepanjang jalan Malioboro ditutup. Orang orang bersliweran, mencari tempat teduh, menaiki bangunan-bangunan, pagar, pohon agar bisa menyaksikan perhelatan ini dengan "nyaman".


Dan semakin sore jalan semakin penuh dijejali oleh ribuan manusia.
Kupikir seluruh warga Jogja semuanya ada di tempat ini. Entahlah, aku bertanya tanya bagaimana nanti kereta yang membawa pasangan pengantin itu akan lewat, sedangkan jalan akses menuju kepatihan itu sudah dipenuhi oleh ribuan orang-orang yang sangat sulit diatur.








Kraton juga menyediakan sekitar 200 angkringan untuk warganya yang hadir di sana, dan seperti yang diduga, tidak membutuhkan waktu yang lama angkringan itu ludes habis. Dan aku berada di antar ribuan orang orang, mencari celah untuk mendapatkan view yang paling bagus, walaupun perjuangan ini akhirnya tidak membuahkan hasil yang seperti saya inginkan, namun aku cukup puas bisa merasakan perhelatan besar dan merasakan menjadi rakyat Yogya yang sebenarnya.

Selamat untuk tuan putri, semoga langgeng, dikaruniai anugrah yang melimpah. Amin














No comments:

Post a Comment