Wednesday, November 9, 2011
aku adalah kata-kata yang dikirimkan hujan untukmu,
kadang hadir serupa petir
kadang merdu dan hanya berlalu di depan kaca jendelamu
aku adalah kata-kata yang dikirim hujan untukmu,
lewat pagi yang tak juga mau beranjak
karena kita saling menuai doa diantara jarak
aku adalah kata-kata yang dikirim hujan untukmu,
hanya ingin jadi cerita yang tak ingin berhenti kau cumbu
(percakapan pagi)
kadang hadir serupa petir
kadang merdu dan hanya berlalu di depan kaca jendelamu
aku adalah kata-kata yang dikirim hujan untukmu,
lewat pagi yang tak juga mau beranjak
karena kita saling menuai doa diantara jarak
aku adalah kata-kata yang dikirim hujan untukmu,
hanya ingin jadi cerita yang tak ingin berhenti kau cumbu
(percakapan pagi)
Tuesday, November 8, 2011
Sunday, November 6, 2011
Opening of Drawing Lovers #3 at Sangkring Art Project
Saya mengayuh sepeda saya menuju Malioboro, sebuah Jalan bersejarah di kota tua ini. Menembus cahaya matahari yang terik dan asap-asap kendaraan yang kian menyekik nafas saya.Akhirnya sekitar pukul 2 siang saya sampai di lokasi.
Kemarin kalau saja saya tidak membaca surat kabar lokal, mungkin saya tidak akan tahu bakal ada pawai Jogjakarta Fashion Week yang akan diselenggarakan hari ini. Dan saya cukup beruntung hari itu, ketika saya mendapatkan lokasi untuk memarkirkan sepeda saya, ternyata saya berada di sebuah gedung dimana gedung tersebut dijadikan lokasi para peserta pawai bersiap-siap.
Saya menikmati kesibukan para peserta mempersiapkan diri.
Jogjakarta Fashion Week (JWF) adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh dinas pariwisata Jogjakarta. Kali ini mereka mengundang para peserta yang diikuti siswa-siswi sekolah menengah dan mahasiswa yang tidak hanya dari Jogjakarta saja melainkan dari kota-kota di luar sekitaran Jogja seperti Solo. Kali ini JWF tidak hanya mengusung tema tradisi, namun juga memasukan juga unsur budaya luar, seperti manga dari jepang. Pihak panitia membebaskan peserta untuk berkreasi menciptakan dress-dress, kostum dan apapun itu secantik mungkin.
Ketika sedang asiknya suka cita, tiba tiba saja langit mendung mendekap matahari, kemudian hal yang tidak diharapkan pun terjadi...hujan deras. Orang-orang yang berada di luar berebutan masuk ke dalam gedung.
Karnaval yang rencananya diselenggarakan pukul 3 akhirnya mundur sampai hujan pergi menyiram tanah kering lainnya. Para peserta kalang kabut mencari tempat berteduh. Menunggu hujan yang tak tentu kapan ia akan berhenti menari. Entah kenapa tiba-tiba saya jadi teringat pada sebuah lagu lama, teringat adegan akhir pada video klip lagu tersebut. November Rain.
Sekitar pukul 5 sore, hujan mereda dan perlahan menghilang. meninggalkan bau tanah dan genangan genangan yang terinjak. Semuanya kembali bersuka cita. Genderang ditabuh, bernyanyi dan berdansa.
Pawai pun digelar dengan ceria.
2011
Subscribe to:
Posts (Atom)