jujur, awalnya saya tidak pernah merasakan apa yang dinamakan kebahagian dari mereka. ketika saya kecil, saya sering merasa iri dengan teman-teman saya. mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dari materi sampai dengan kedekatan sebagai orang tua - anak.
ibu saya seorang wirausaha yang sangat aktif yang seluruh waktunya dihabiskan di dalam dapur. memasak, memasak dan memasak. ibu selalu ikut bazaar keliling dari kantor ke kantor. pagi berangkat- pulang larut malam. saya tenggelam dengan mainan atau nintendo. di rumah saja.
ayah saya seorang yang benar-benar dingin, setidaknya itulah anggapan saya ketika kecil. ayah jarang bicara. sangat kaku. tapi sebenernya dia ayah yang baik. hal yang paling saya ingat adalah ketika tangannya menampar wajah saya. hanya karena saya tidak menemukan buku pelajaran yang saya lupa saya letakan dimana. dan selama hidup saya, saya jarang sekali sekedar ngobrol dengannya.